Selasa, 27 Januari 2015

BISMILLAH.
Dengan Menyebut Asma Alloh....... Allohurrohmaan... Allohurrohiim...


Tuhanku,
Biarkanlah aku menyibak jutaan hikmahMu
yang masih belum mampu aku temukan satu satu

Tuhanku,
berikanlah kekuatan untuk mengungkap
menikmati lautan keMahaanMu
melalui disiplin ilmu yang oleh izinMu Kaupaparkan dihadapanku

Tuhanku,
biarkanlah aku tidak gampang mengeluh,
biarkanlah aku menikmati segala
segala yang tercipta dalam rutinitas, dalam hebatnya tekanan, dalam keharusan untuk menguasai

:')


nurrahma, Jan 15

Minggu, 25 Januari 2015

Halo, Januari!

Kali ini aku ingin mencoba menyapa Januari. Januari-ku. Januari yang akan menjadi milikku.

Oh, terlambat? Mungkin juga. Tapi aku ingin tak sekadar memiliki Januari. Aku ingin memiliki Februari, Maret, seterusnya sampai tahun berganti. Ya, jika masih ada waktu. Jika Alloh memang berkehendak memberiku waktu, maka biarlah ia benar-benar menjadi milikku.

Mengapa aku tetiba mengetik ini, sejujurnya karena aku akhir-akhir ini seakan-akan ditampar. Ditampar oleh-Nya melalui kata-kata sahabat-sahabatku, sahabat-sahabat lawasku. Adik-adikku, semuanya. Mereka, dengan gelora itu. Menyadari betapa besar harapan mereka, padaku.

"Besok kalau udah jadi dokter priksa guru-guru disini ya sebulan sekali..."

"Kalau udah sukses jangan lupa ya sama SMP..."

"Kamu. Adalah sosok muslimah yang kuat, nggak manja, nggak gampang mengeluh."

"Mbak itu adalah sosok yang keren di mata kami."


Dan seterusnya...
Sungguh Alloh masih menutup aib-aib ku dimata kalian, tahukah kalian akan hal itu?
Maka bermalas-malasan memang bukanlah sesuatu yang pantas dilakukan. Ayolah, buat apa kamu hidup di dunia ini jika tidak berkarya? Seperti yang kaukatakan di depan kelas XII dulu, di depan Pak Bambang, "Kata Ayah, jangan melulu berpikir 'Biar aku... biar aku...' tetapi berpikirlah 'Biar bangsaku...'". Akh. Kamu. Dulu. Ayolah. Harus lebih baik. Harus mampu mengubah. jadilah solusi atas permasalahan masyarakat. AYO RIZ! DILIHAT ALLOH LHO!



nurrahma, 25 Jan 15

Kamis, 01 Januari 2015

Padam aku.

Kamu tahu, perasaan ini seperti dihimpit oleh sedikitnya oksigen.
Aku, padam, di hari pertama ketika semua orang menghembuskan mimpi-mimpi dan resolusi.

Berbeda, aku tahu ada yang tak sama disini. Tapi imaji kami selalu melukiskan karya ideal dan harmonis, serasi. Nyatanya? Ia lebih buruk, bahkan sangat rapuh.

Aku ingin bercerita, tetapi pada siapa? Pada siapa ia tersimpan rapat dan tidak malah berbalik untuk menjadi perisai?








Ketidakjelasan di tanggal dua. Maaf.
Semangat untuk kalian yang sungguh-sungguh berkomitmen di tahun ini, ah-semangat ya kalian.


nurrahma, Jan 15