Kamis, 19 Februari 2015

...

Meskipun aku tahu, bahwa aku terbentuk dari sperma pilihan, sperma dengan pertahanan diri terbaik dan dengan kecepatan tertinggi.... Meskipun aku tahu, aku terbentuk melalui serangkaian proses yang kemungkinan berhasilnya sangat sedikit dibanding dengan peluang gagal. Meskipun aku tahu.. bahwa Alloh tak pernah menciptakan hambaNya dalam kondisi yang bukan terbaik..... Meskipun aku tahu.... bahwa segala sesuatunya pasti ada hikmahnya, tak ada yang tak mungkin bila Alloh berkehendak, dan semua pasti ialah skenario terbaikNya.





Tetapi Ya Rabb. Di titik ini aku turun serendah-rendahnya.
HambaMu ini hilang kepercayaan kepada kehidupan itu sendiri.
Aku... CiptaanMu... Tak pernah melakukan barang sedikit saja sesuatu dengan baik.

Aku... HambaMu, ternyata masih belum bisa membahagiakan siapapun.
Melakukan sesuatu tidak pernah baik, tidak pernah benar.

Maka bukankah dengan berbicara seperti ini sama saja dengan mengumumkan berita perang kepadaMu?
Bukankah dengan aku yang berkata seperti ini sama artinya dengan aku yang tak bersyukur padaMu?
Padahal dengan jelasnya Kau Ungkap bahwa jika hambaMu bersyukur padaMu, maka akan Kautambah nikmat dariMu....

Ya Rabb. Ampuni aku. Bukankah aku kurangajar? Maafkan, aku masih merasa: I'm never be good enough. For everyone. For my family. For You.




nurrahma,
19 Feb 2015

Minggu, 08 Februari 2015

:(

Aku bahkan sudah tak mampu berkata-kata.

Nilai(yang) ku (anut) dan nilai (yang) kau (anut) memang berbeda..  Sangat.
Kaupikir buat apa aku rela ikut di mobilmu kalau bukan untuk tak membiarkanmu berdua hanya dengannya?
Kaupikir aku tak bisa menelepon meminta jemput sejak tadi di sekolah?
Sungguh aku khawatir hanya pada satu hal. Ketika satu insan laki dan perempuan berada dalam ruang yang sama.
Sungguh, nilaiku dan nilaimu memang jauh berbeda.

Maafkan.
Toh ini mobilmu.
Aku tak berhak menuntut ketika kauminta aku keluar.
Aku toh hanya numpang.
Maafkan pemikiranku yang kolot ini.
Sungguh aku percaya padamu. Aku hanya tak ingin aku membiarkannya.
Maafkan aku yang meragukanmu.



nurrahma, 8 feb 2015

Selasa, 27 Januari 2015

BISMILLAH.
Dengan Menyebut Asma Alloh....... Allohurrohmaan... Allohurrohiim...


Tuhanku,
Biarkanlah aku menyibak jutaan hikmahMu
yang masih belum mampu aku temukan satu satu

Tuhanku,
berikanlah kekuatan untuk mengungkap
menikmati lautan keMahaanMu
melalui disiplin ilmu yang oleh izinMu Kaupaparkan dihadapanku

Tuhanku,
biarkanlah aku tidak gampang mengeluh,
biarkanlah aku menikmati segala
segala yang tercipta dalam rutinitas, dalam hebatnya tekanan, dalam keharusan untuk menguasai

:')


nurrahma, Jan 15

Minggu, 25 Januari 2015

Halo, Januari!

Kali ini aku ingin mencoba menyapa Januari. Januari-ku. Januari yang akan menjadi milikku.

Oh, terlambat? Mungkin juga. Tapi aku ingin tak sekadar memiliki Januari. Aku ingin memiliki Februari, Maret, seterusnya sampai tahun berganti. Ya, jika masih ada waktu. Jika Alloh memang berkehendak memberiku waktu, maka biarlah ia benar-benar menjadi milikku.

Mengapa aku tetiba mengetik ini, sejujurnya karena aku akhir-akhir ini seakan-akan ditampar. Ditampar oleh-Nya melalui kata-kata sahabat-sahabatku, sahabat-sahabat lawasku. Adik-adikku, semuanya. Mereka, dengan gelora itu. Menyadari betapa besar harapan mereka, padaku.

"Besok kalau udah jadi dokter priksa guru-guru disini ya sebulan sekali..."

"Kalau udah sukses jangan lupa ya sama SMP..."

"Kamu. Adalah sosok muslimah yang kuat, nggak manja, nggak gampang mengeluh."

"Mbak itu adalah sosok yang keren di mata kami."


Dan seterusnya...
Sungguh Alloh masih menutup aib-aib ku dimata kalian, tahukah kalian akan hal itu?
Maka bermalas-malasan memang bukanlah sesuatu yang pantas dilakukan. Ayolah, buat apa kamu hidup di dunia ini jika tidak berkarya? Seperti yang kaukatakan di depan kelas XII dulu, di depan Pak Bambang, "Kata Ayah, jangan melulu berpikir 'Biar aku... biar aku...' tetapi berpikirlah 'Biar bangsaku...'". Akh. Kamu. Dulu. Ayolah. Harus lebih baik. Harus mampu mengubah. jadilah solusi atas permasalahan masyarakat. AYO RIZ! DILIHAT ALLOH LHO!



nurrahma, 25 Jan 15

Kamis, 01 Januari 2015

Padam aku.

Kamu tahu, perasaan ini seperti dihimpit oleh sedikitnya oksigen.
Aku, padam, di hari pertama ketika semua orang menghembuskan mimpi-mimpi dan resolusi.

Berbeda, aku tahu ada yang tak sama disini. Tapi imaji kami selalu melukiskan karya ideal dan harmonis, serasi. Nyatanya? Ia lebih buruk, bahkan sangat rapuh.

Aku ingin bercerita, tetapi pada siapa? Pada siapa ia tersimpan rapat dan tidak malah berbalik untuk menjadi perisai?








Ketidakjelasan di tanggal dua. Maaf.
Semangat untuk kalian yang sungguh-sungguh berkomitmen di tahun ini, ah-semangat ya kalian.


nurrahma, Jan 15